Jumat, 28 Februari 2014

Menyusun Petunjuk Melakukan Sesuatu dan Menyunting Kalimat Ejaan, Diksi, dsb

Dibuat oleh Bisuk Christian, Ingrid Anjani dan Jennifer Florence

      I.            PENDAHULUAN
Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Misalnya, petunjuk penggunaan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk operasional, dan petunjuk pemakaian. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah menemukan petunjuk pada bungkus makanan instan, obat-obatan, kemasan barang, atau mainan rakitan.
Berdasarkan contoh diatas, tampak bahwa bahasa yang digunakan dalam petunjuk berupa kalimat perintah. Hal itu di tandai dengan kata-kata seperti harus dan kata kerja imperatif (perintah, suruhan, dan larangan). Penulisan petunjuk bertujuan agar konsumen tidak mengalami kesulitan atau keliru dalam menggunakan sebuah produk. Oleh karena itu, petunjuk penggunaan atau petunjuk yang lain harus ditulis dengan bahasa yang efektif dan jelas.
Menyunting dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau piliihan kata, dan struktur kalimat). Dari definisi tersebut terkandung pengertian bahwa menyunting merupakan kegiatan memeriksa dan memperbaiki naskah.

 II.            PEMBAHASAN
A. Petunjuk 
Petunjuk harus disusun berdasarkan urutan atau tahapan pengerjaannya. Lebih baik jika petunjuk tersebut dilengkapi dengan gambar yang sesuai dengan isi petunjuknya.
Sebuah petunjuk dapat disusun dengan urutan pernyataan sebagai berikut:
a.       dari hal yang penting ke hal yang tidak penting
b.      dari hal yang umum ke hal yang khusus
c.       dari tahap awal ke tahap akhir
 Ciri – ciri dan syarat pembuatan petunjuk:
a.       Jelas, yang meliputi:
·         Tidak membingungkan dan mudah diikuti,
·         Pilihan kata/ bahasa yang digunakan dan keruntutan uraian
·         Menggunakan nomor urut untuk membedakan langkah yang satu dan  langkah yang lain,
·         Menggunakan istilah-istilah yang lazim,
·         Petunjuk dapat dilengkapi dengan unsur gambar.
b.      Logis, yang meliputi:
·         Urutan penjelasan harus logis, tidak tumpang tindih dalam melakukan/           membuat sesuatu,
·         Urutan penjelasan harus berhubungan secara praktis dan logis sehingga tidak akan menimbulkan salah langkah.
c.       Singkat, yang meliputi:
·         Hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja,
·          Kata-kata/kalimat yang digunakan tidak ada yang berulang, tetapi sudah mencukupi keseluruhannya proses yang dibutuhkan,
·         Penggunaan kata-kata yang fungsinya untuk memperindah petunjuk tidak diperlukan
Langkah-langkah menulis petunjuk:
1.      Tentukan terlebih dahulu petunjuk apa yang hendak diinformasikan, apakah petunjuk memakai sesuatu,  membuat sesuatu, atau  melakukan sesuatu. Ketiga kegiatan tersebut pasti berbeda pada langkah-langkahnya.
2.      Setelah menentukan petunjuk apa yang akan diinformasikan, pahami semua hal yang berhubungan dengan apa yang hendak  diinformasikan. Oleh karena itu, orang yang akan menulis petunjuk tersebut  adalah orang yang pernah mengalami, mempraktikkan, atau melihat langsung suatu hal yang akan diinformasikan. Tulislah petunjuk secara  berurutan dan sistematis.
3.      Lengkapilah setiap tahapan dengan keterangan  dan rambu-rambu yang jelas.  Lebih bagus dan menarik lagi apabila ditambah dengan gambar,  denah,  bagan,  atau grafik jika diperlukan.
4.      Tulislah petunjuk dengan menggunakan bahasa yang singkat dan informatif, tidak menyesatkan, dan langsung menuju kepada hal-hal yang akan dilakukan. Gunakan bahasa yang lugas. Selain itu, hindari kata-kata atau istilah yang sulit dipahami. Sebaiknya gunakan kata kunci yang biasa digunakan antara lain dalam sebuah petunjuk, seperti ambil, langkah pertama, selanjutnya, kemudian, sesudah itu,  dan tahap terakhir.
Memperbaiki Kalimat Petunjuk yang Tidak Efektif, contoh:
Ada beberapa cara yang harus dilakukan ketika kita memberikan pertolongan pertama pada orang yang terkena gigitan anjing, yaitu:
1.      Sesaat setelah orang itu digigit oleh anjing, terlebih dahulu bersihkanlah luka bekas gigitan tersebut dengan air atau kapas yang telah dibasahi dengan air.
2.       Setelah dibersihkan dengan air atau kapas, luka bekas gigitan tersebut diberi obat antiseptik (obat merah) agar bagian tubuh yang terluka  tidak terinfeksi kuman.
3.      Jika sudah diberi obat antiseptik, luka tersebut  harus diberi  pembalut atau ditutupi dengan kain kassa  agar luka tersebut tidak kemasukan kuman.
4.       Jika pertolongan pertama tersebut telah dilakukan, selanjutnya penderita sebaiknya dibawa ke dokter untuk diberi perawatan dan pengobatan yang lebih  intensif.
Kekurangan  petunjuk di atas adalah  bahasa yang digunakan tidak singkat dan tidak langsung kepada hal-hal yang perlu dilakukan.
Perbaikan:
Petunjuk pertolongan pertama pada orang yang terkena gigitan anjing:
1.       Bersihkan luka dengan air atau kapas yang dibasahi.
2.       Berilah antiseptik agar luka tidak terinfeksi.
3.       Balutlah dengan kain kassa agar tidak kemasukan kuman.
4.       Bawalah penderita ke dokter terdekat.
Cara memperbaiki kalimat
Kalimat efektif ditandai dengan kejelasan fungsi kata, kelogisan kalimat, penggunaan kata ganti yang tepat, dan keefisien penggunaan kata (tidak mubazir).
Hal-hal yang harus disunting sebagai berikut:
1.      Pilihan kata atau diksi
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Kamu harus memiliki perbendaharaan kata yang luas dan mengetahui artinya secara tepat agar terhindar dari kesalahan diksi. Dengan demikian, kamu dapat mengungkapkan maksud secara tepat..
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan diksi sebagai berikut
1.      Kelaziman pemakaian
Kata-kata yang bersinonim kadang-kadang tidak dapat saling menggantikan dalam kalimat yang sama karena pemakaiannya tidak lazim. Contoh;
·         nilai ulangan eko baik
·         nilai ulangan eko indah
2.       makna tambahan
makna kata-kata yang bersinonim berbeda karena setiap kata memiliki makna tambahan selain makna dasarnya. Contoh:
·         ibu itu menatap anaknya dengan penuh kasih
·         ibu itu menonton anaknya dengan penuh kasih
3.      makna emotif atau nilai rasa
kata-kata yang bersinonim menjadi berbeda artinya karena kata-kata tersebut mempunyai nilai rasa yang berbeda-beda. Contoh:
·         penjambret itu mampus ditabrak truk
·         penjambret itu gugur ditabrak truk
  
4.      persona dan situasi
untuk memperoleh pilihan kata yang tepat, kamu harus memperhatikan status sosial orang yang berbicara, orang yang diajak berbicara, dan orang yang dibicarakan, serta situasi saat pembicaraan tersebut berlangsung
5.      Kalimat efektif
kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mampu mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Untuk mencapai keefektifan itu, kalimat harus disusun dengan ejaan yang benar serta menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu, kalimat juga harus disusun secara logis, padu, dan hemat.
6.      Kalimat logis
Kalimat logis adalah kalimat yang maknanya dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat manusia
7.      Kalimat hemat
Sebuah kalimat dikatakan hemat jika tidak menggunakan kata secara berlebihan
8.      Kalimat padu
Sebuah kalimat dikatakan padu apabila hubungan antar unsur dalam kalimat tidak terganggu


B. Syarat Menjadi Penyunting
Ada bebarapa syarat untuk menjadi penyunting 
·         menguasai ejaan yakni seorang penyunting harus menguasai ejaan yang berkaitan dengan penerapan tanda baca huruf kapital dan lain
·         menguasai tata bahasa yakni penyunting harus tahu mana kalimat yang baik dan benar, dan mana kalimat yang salah dantidak benar
·         penyunting perlu akrab dengan kamus karena seorang penyunting atau ahli bahasa
·         sekalipun tidak mungkin menguasai semua kata yang ada dalam satu bahasa tertentu.
·         memiliki pengetahuan luas
·         memiliki keluwesan
·          memiliki kemampuan menulis, yakni tanpa kemampuan menulis tentu penyunting tidak tahu kalimat yang benar, tentu penyunting akan sulit membetulkan atau memperbai kalimat orang lain
·         menguasai bidang tertentu
·         menguasai bahasa asing yakni seorang
·         penyunting naskah perlu menguasai bahasa asing yang paling banyak digunakan di dunia internasional, yakni bahasa Inggris, karena dalam menyunting seseorang akan dihadapkan dengan istilah bahasa Inggris atau istilah yang berasal dari bahasa Inggris.
Yang perlu diperhatikan dalam hal menyunting antara lain :
·         Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “ejaan” berasal dari kata “eja” yang berarti mengeja atau membaca huruf-huruf. Namun arti dari kata “ejaan” adalah cara atau aturan menuliskan kata-kata dengan huruf, misal ~ kata “huruf”dahulu adalah “hoeroef”.
Ejaan adalah tata cara menulis, salah satunya pemakaian tanda baca. Beberapa tanda baca yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan Brunai.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.  Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo.
·         Memilih Diksi (pilihan kata)
Arti dari kata “diksi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar.

·         Kalimat Efektif atau Kalimat Baku
Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia arti kata “kalimat” adalah sepatah kata atau sekelompok kata yang merupakan suatu kesatuan yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan (atau pikiran dan perasaan); anak – kalimat yang menjadi bagian atau bergantung pada kalimat yang lain; induk – kalimat yang terutama dalam kalimat majemuk (kalimat bersusun); 2 perkataan misal ~ Tuhan.
Kalimat efektif atau kalimat baku adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah kebakuan atau menimbulkan efek dan pengaruh positif pada pemakaianya. Kalimat baku dipakai untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Agar dapat tersampaikan secara baik, hendaklah dibuat dengan susunan sesuai dengan kaidah bahasa yang ada.

·         Struktur Kalimat dalam Paragraf
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari kata “paragraf” adalah bagian dari bab dalam buku. Seperti halnya kalimat, sebuah wacana tersusun atas beberapa paragraf. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi tiga syarat berikut.
a.       Kesatuan
Yang dimaksud kesatuan adalah bahwa semua kalimat yang membentuk alinea harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal, atau satu tema tertentu.
b.      Koherensi
Yang dimasud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea tersebut.

c.       Perkembangan alinea
Perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian gagasan yang membina alinea tersebut.


Kesimpulan :
Untuk melakukan penyusunan petunjuk, kita benar – benar harus tahu bagaimana tipe – tipe penyusunannya, ciri – cirinya beserta langkah. Agar pembaca tidak bingung saat membacanya. Kita juga harus memperatikan keefektifan kalimat agar tidak bersifat berulang.
Untuk menyunting sebuah kalimat, kita juga harus paham betul mengenai apa yang akan disunting, dan juga syaratnya. Agar kalimat mudah dipahami dan juga tidak terjadi kalimat yang berulang.
III.   PENUTUP
Petunjuk digunakan agar seseorang tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan sebuah produk, oleh karena itu, petunjuk harus digunakan dengan bahasa yang efektif dan jelas. Penyuntingan digunakan untuk mempersiapkan suatu naskah agar siap dibaca. Dengan demikian, petunjuk dan penyuntingan sangat penting dalam dunia jurnalistik.